Sabtu, 22 Maret 2014

METODE ILMIAH DAN SIKAP ILMIAH

METODE ILMIAH DAN SIKAP ILMIAH

Pengertian :

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pada dasarnya penelitian diadakan untuk membuktikan suatu kebenaran dengan cara tertenetu dan sesuai dengan aturan yang ada sehingga dapat diterima. Dan pada dasarnya manusia mempunyai sifat ingin tahu akan suatu hal yang ada. Dan cara pembuktiannya  dengan menggunakan metode penelitian.
Dalam pelaksanaan suatu metode penelitian dibutuhkan cara atau pelaksanaan kegiatan yang tepat sesuai aturan yang ada. Dan yang paling penting harus paham betul mengenai metode penelitian yang baik dan benar. Bukan hanya sekedar melaksanakan kegiatan dalam pengujian kebenaran akan tetapi tidak paham mengenai penelitian itu sendiri.
Oleh sebab itu dalam makalah ini banyak membahas mengenai  metode penelitian yang benar yang bertujuan agar setiap orang yang melakukan penelitian harus sesuai dengan aturan yang berlaku dan dapat diterima oleh  semua kalangan.

Menurut sumber lain :

Metode ilmiah merupakan cara kerja para ilmuwan dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Metode tersebut pada dasarnya merupakan langkah atau tahapan pekerjaan tertentu yang sistematis dan teratur.
Adapun tahapan metode ilmiah tersebut adalah:
a.    merumuskan masalah
b.    mengumpulkan data
c.    menyusun hipotesis (dugaan sementara)
d.    melakukan eksperimen (percobaan) untuk menguji hipotesis
e.    menarik kesimpulan
f.    menguji kesimpulan dengan percobaan ulang.
Kata metode berasal dari bahasa yunani yaitu methodos yang artinya  cara  atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian metode,  antara lain :
-   Sulistyo, Basuki (2010 : 92)
  Metode adalah setiap prosedur yang digunakan untuk mencapi tujuan akhir.
-    Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2007 : 1)
 Metode adalah cara yang tepat untuk melakukan sesuatu.
-    Titus
Metode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan bidang keilmuan.
-    Drs. Agus M. Hardjana
Metode adalah cara yang sudah dipikirkan masak – masak dan dilakukan dengan mengikutilangkah
langkah tertentu guna mencapai tujuan  yang hendak dicapai.
-     Rosdy Ruslan
Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja ( sistematis ) untuk memahami suatu subyek atau objek penelitian sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahanya.

SIKAP ILMIAH

Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude” sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Triandis mendefenisikan sikap sebagai : “ An  attitude ia an idea charged with emotion  which predis poses a class of actions to aparcitular class of social situation”.
Rumusan di atas diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen yaitu  komponen kognitif, komponen afektif dan komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek.
Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain  kecendrungan individu  untuk bertindak atau berprilaku  dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara ;ain :

1.      Sikap ingin tahu : apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia
2.      beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiea;
3.      kebiasaan menggunakan alat indera  sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah;
4.      memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
5.      Sikap kritis :  Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan;  Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
6.      Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.
7.      Sikap ingin menemukan :  Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
8.      Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
9.      Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.

Lebih rinci Diederich mengidentifikasikan 20 komponen sikap ilmiah sebagai berikut :
- Selalu meragukan sesuatu.
- Percaya akan kemungkinan penyelesaian masalah.
- Selalu menginginkan adanya verifikasi eksprimental.
- T e k u n.
- Suka pada sesuatu yang baru.
- Mudah mengubah pendapat atau opini.
- Loyal etrhadap kebenaran.
- Objektif
- Enggan mempercayai takhyul.
- Menyukai penjelasan ilmiah.
- Selalu berusaha melengkapi penegathuan yang dimilikinya.
- Tidak tergesa-gesa mengambil keputusan.
- Dapat membedakan antara hipotesis dan solusi.
- Menyadari perlunya asumsi.
- Pendapatnya bersifat fundamental.
- Menghargai struktur teoritis
- Menghargai kuantifikasi
- Dapat menerima penegrtian kebolehjadian dan,
- Dapat menerima pengertian generalisasi

Menurut sumber lain :
Salah satu aspek tujuan dalam mempelajari ilmu alamiah adalah pembentukan
sikap ilmiah. Orang yang berkecimpung dalam ilmu alamiah akan terbentuk sikap alamiah yang antara lain adalah :
a.            Jujur ( Wjaib melaporkan hasil pengamatan secara objektif )
b.            Terbuka ( Terbuka menerima pendapat orang lain )
c.             Toleran ( Tidak akan memaksakan pendapatnya kepada orang lain )
d.            Skeptis ( Tidak akan menerima suatu kesimpulan tanpa didukung bukti kuat )
e.            Optimis ( Berpengharapan baik )
f.             Pemberani ( Berani melawan hal-hal yang akan menghambat kemajuan )
g.            Kreatif ( mampu menghasilkan trobosan dan kreasi demi kemajuan )[4]
Ada juga sifat ilmu pengetahuan dan metode ilmiah:
a.            Logis/masuk akal, yaitu sesuai dengan logika/aturan berfikir yang ditetapkan dalam  cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan.
b.            Obyektif, yaitu ilmu pengetahuan berkenaan dengan sikap yang tidak tergantung pada suasana hati, prasangka/pertimbangan nilai pribadi.
c.             Sistematis, yaitu adanya konsistensi dan keteraturan internal
d.            Andal, yaitu dapat diuji kembali secara terbuka menurut persyaratan yang ditentukan dengan hasil yang dapat diandalkan.
e.            Dirancang, yaitu ilmu pengetahuan tidak berkembang dengan sendirinya
f.             Akumulatif, yaitu ilmu pengetahuan merupakan himpunan fakta, teoritis, hukum, dll. yang berkumpul sedikit demi sedikit

Untuk dapat menggunakan metode ilmiah dengan baik, para ilmuwan harus memiliki beberapa sikap ilmiah. Sikap ilmiah adalah suatu sikap yang meliputi:

§  Rasa ingin tahu: Selalu terdorong untuk lebih banyak ingin mengetahui. Caranya dengan membaca buku, bertanya kepada orang yang lebih tahu, mengadakan pengamatan, dan melakukan percobaan sendiri.
§  Kejujuran: Mencatat sesuai dengan hasil pengamatan, meskipun tidak sesuai dengan yang diharapkan.
§  Ketekunan: Tidak mudah putus asa jika hasil percobaan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Tidak segan-segan mengulangi percobaan.
§  Ketelitian: Tidak ceroboh, baik dalarn merencanakan, menggunakan alat maupun bahan, mengukur, mencatat data, mengolah data, dan dalam menarik kesimpulan.
§  Obyektivitas: Pendapat dan kesimpulan yang diarnbil harus berdasarkan fakta yang ada, bukan berdasarkan pendapat pribadi atau orang lain.
§  Keterbukaan: Mau bekerja sarna dengan orang lain, mau menerima kritikan atau saran dari orang lain yang bersifat membangun, dan mau memberikan pengalarnannya kepada orang lain.

Sekian materi tentang Metode, dan Sikap Ilmiah, semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka
-       Sugiyono.2012.Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabeta.
-       Arikunto,Suharsimi.2010.Prosedur Penelitian.Jakarta:Rineka Cipat


Teori-teori yang berhubungan dengan Penalaran

Teori-teori yang berhubungan dengan
PENALARAN

Sebelum kita bahas tentang penalaran, baiknya kita pahami dulu apa itu penalaran.
berikut menurut beberapa sumber :

1.       Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. -> (http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran)

2.       Penalaran adalah proses berpikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah. Dari prosesnya, penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif. Penalaran ilmiah mencakup kedua proses penalaran itu. -> (http://putriiannisa.wordpress.com/2014/03/16/teori-yang-berhubungan-dengan-penalaran/)

Definisi penalaran menurut para ahli:
1.      Keraf (1985: 5) berpendapat bahwa Penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.
2.      Bakry (1986: 1) menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
3.      Suriasumantri (2001: 42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.


Metode dalam penalaran.

       Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.

-      Metode induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab.
Contoh paragraf Induktif:
Pada saat ini remaja lebih menukai tari-tarian dari barat seperti brigdensshafel muter, salsa (dan Kripton), free dance dan lain sebagainya. Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues, jazz, maupun reff tarian dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren barat. Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak disertai dengan pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya tradisional.
Contoh generalisasi:
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
-      Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Ciri-ciri Penalaran :
-       Adanya suatu pola berpikir yang luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).
-      Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.